1. Bagian-bagian Ruang Akomodasi 1.1 Main Deck Main deck adalah ruangan akomodasi yang terdapat pada geladak utama. Dimana geladak utama terletak sesuai dengan tinggi kapal.
1.2 Poop Deck Poop deck adalah ruangan akomodasi yang terdapat pada geladak kedua yaitu berada diatas main deck.
1.3 Boat Deck Boat deck adalah ruangan akomodasi yang terdapat pada geladak ketiga yaitu berada diatas poop deck.
1.4 Bridge Deck Bridge deck adalah ruangan akomodasi yang terdapat pada geladak keempat yaitu berada diatas boat deck.
1.5 Navigation Deck Navigation deck adalah ruangan akomodasi yang terdapat pada geladak kelima yaitu berada diatas bridge deck.
2. Ketentuan Perencanaan Ruangan Akomodasi Kapal 2.1 Kamar tidur ABK (Sleeping Room) Ketentuan sleeping room:
a. Terletak pada garis air muat penuh. b. Luas tempat tidur perorang minimal 2.8 m². c. Tinggi ruang dalam keadaan bebas minimal 1.9 m² dan maksimal 2.4m d. Direncanakan ukuran tempat tidur 2.0 m x 0.75 m. e. Setiap sleeping room dilengkapi dengan 1 lemari pakaian, 1 kursi putar dan 1 meja.
2.2 Mess Room a. Setiap kapal harus mempunyai Mess Room yang cukup untuk menampung seluruh awak kapal. b. Pada kapal ini, direncanakan mempunyai mess room terpisah untuk perwira, bintara, dan kelasi. Direncanakan ruang mess room untuk perwira diletakkan di boat deck, bintara diletakkan di poop deck, dan kelasi diletakkan di main deck. c.
Ruang mess room dilengkapi dengan meja makan, kursi, dan perlengkapan lain. Direncanakan pada mess room ada 1 buah TV dan meja untuk santai.
d. Ukuran perlengkapan Kapal untuk ruang mess room : Meja : panjang = 1.841 m
lebar = 0.552 m
Kursi : panjang = 0.3 m
lebar = 0.387 m
Meja dan kursi santai : Meja : 0.797 m x 0.348 m Kursi : 0.4 m x 1.085 m
2.3 Sanitary Room a. Setiap kapal harus mempunyai sanitary accommodation. Minimal 1 toilet, 1 wash basin, 1 bathup dan shower untuk 8 orang awak kapal. Direncanakan : b. 3 toilet, 3 shower serta 3 wash basin pada main deck.
c. 2 toilet, 2 shower serta 3 wash basin pada poop deck. d. 2 toilet, 2 shower serta 1 wash basin pada boat deck. e. 2 toilet umum untuk bridge deck dan 1 buah toilet, 1 wash basin, 1 shower, serta 1 bathup khusus pada sleeping room kapten.
2.4 Galley Merupakan tempat untuk menyiapkan dan memasak makanan untuk para ABK kapal. Letaknya harus berdekatan dengan mess room dan ruang tempat penyimpanan makanan. Galley dilengkapi dengan perlengkapan memasak yang lengkap dan letak peralatan tersebut harus seefisien mungkin. Bila galley jauh dari mess room, harus ada pantry untuk menyimpan makanan. Galley juga harus terhindar dari asap dan debu serta harus diperhatikan kelengkapan penerangan, sirkulasi udara yang baik, perawatan dan perbaikannya. Tidak ada bukaan antara galley dengan sleeping room.
2.5 Electrical Store Merupakan tempat untuk menyimpan peralatan listrik untuk kapal. Kebutuhan electrical store biasanya tergantung pada besar kecilnya kapal. Semakin besar kapal, kebutuhan electrical store akan semakin besar.
2.6 Laundry Merupakan ruangan khusus untuk tempat baju-baju para awak kapal. Baju-baju yang kotor, dikumpulkan dan dicuci pada ruangan ini. Ruangan ini dilengkapi dengan mesin cuci dan pengering pakaian dan tempat menyimpan baju para ABK. Tujuan diletakkannya laundry ini agar terciptanya keindahan dan ketertiban di kapal.
2.7 Dry Provision Store Merupakan tempat untuk menyimpan makanan yang membutuhkan ruang pengeringan (terhindar dari kelembaban udara). Ruang ini juga harus berdekatan dengan mess room dan galley. Dilengkapi juga dengan alat untuk menjaga suhu udara ruangan tersebut.
2.8 Cold Provision Store Merupakan ruang atau tempat untuk menyimpan makanan yang membutuhkan ruang dengan alat pendingin. Sebab, untuk jarak tempuh pelayaran lebih dari 1 hari, makanan harus tetap terjaga supaya tidak membusuk. Pada cold provision store, dilengkapi dengan alat pendinginan dan memiliki ruangan tearpisah antara :
a. Vegetable store b. Fish store c. Meat store Ketiga ruangan ini harus diletakkan dekat dengan mess room dan mempunyai bukaan langsung dengan galley.
2.9 CO2 Room Ruangan ini digunakan untuk menyimpan peralatan pemadam kebakaran yang berisi gas CO2. ruangan ini direncanakan di main deck. Letaknya juga harus efisien. Artinya jika terjadi kebakaran, awak kapal dapat langsung menuju ke CO2 room tanpa hambatan.
2.10 Store Room Digunakan untuk menyimpan atau meletakkan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan di kapal, seperti pipa-pipa, alat-alat ganti peralatan (suku
cadang), dan peralatan untuk memperbaiki kelengkapan yang berada dikapal. Letaknya berada pada main deck.
2.11 Mosque Merupakan tempat untuk melaksanakan ibadah bagi awak kapal yang beragama islam. Tujuan diletakkan mosque ini agar awak kapal bisa menjalankan ibadah bersama-sama pada waktu bersamaan. Direncanakan mosque berada pada poop deck.
2.12 Medical Room Untuk jarak pelayaran lebih dari 1 hari, dibutuhkan ruangan untuk merawat awak kapal jika salah satu awak kapal sakit. Direncanakan medical room berada pada poop deck dan ruangan medical room ini juga harus dilengkapi dengan obat-obatan dan peralatan untuk merawat awak kapal.
2.13 Emergency Source Electrical Power Room (ESEP) Merupakan tempat untuk menyimpan peralatan listrik untuk mensuplai energi listrik apabila sumber tenaga energi listrik utama mati. Direncanakan diletakkan di bridge deck. Tenaga listrik pada ESEP room harus bisa mengalirkan arus listrik selama 6 jam pada : a. Lifeboat station b. Alleyways c. Stairways d. Exit e. Main generating set space f. Main machinery g. Navigation light h. Day light fignaling lamp
Peralatan listrik pada ESEP room dapat berupa generator dengan independent fuel supply dan suitable prime mover. Fuel flash point 43º dan dapat tetap bekerja dengan kemiringan 22.5º dan trim 90º.
2.14 Control Room Merupakan ruangan untuk mengontrol daya-daya listrik pada kapal ruangan diletakkan pada bridge deck dan diletakkan berdekatan dengan ESEP room. Ruangan ini dapat mengawal energi listrik setiap ruangan yang berada pada ruangan dikapal.
2.15 Office Department Merupakan ruangan untuk keperluan dokumentasi perjalanan kapal atau hal-hal yang berhubungan dengan pelayaran kapal. Direncanakan terletak pada bridge deck. Office department dilengkapi dengan ruangan untuk tamu dan ruangan khusus untuk dokumentasi Kapal.
2.16 Wheel House Merupakan tempat untuk kapten dan juru mudi dalam menjalankan tugasnya. Letaknya harus berada pada deck teratas. Syarat untuk wheel house : a.
Pandangan dari ruangan kearah samping, depan dan belakang tidak boleh terganggu.
b.
Pandangan kearah depan harus memotong garis air . tidak boleh lebih dari 1.25 L.
c.
Ruangan untuk wheel house dibuat secukupnya, disisi kiri dan kanan ada flying bridge sampai sisi kapal yaitu untuk mempermudah deck crew merapatkan kapal.
d.
Pintu keluar samping adalah pintu geser.
2.17 Chart Room Merupakan tempat untuk perlengkapan pelayaran seperti peta lokasi pelayaran, kompas (untuk menunjuk arah pelayaran), dan lain-lain. Persyaratan untuk chart room: a.
Terletak tepat dibelakang wheel house dengan ukuran minimal 5 – 7 m² atau 2.4 m x 2.4 m.
b.
Meja peta diletakkan melintang kapal, merapat ke dinding depan dengan panjang meja 1.2 ~ 1.8 m.
c.
Antara chart room dengan wheel house dihubungkan dengan pintu geser.
2.18 Radio Room Merupakan ruangan untuk melakukan komunikasi antara awak kapal dengan dermaga tempat tujuan pelayaran atau tempat dimana kapal mulai berlayar. Bisa juga menghubungkan komunikasi dengan orang atau badan terdekat apabila kapal mengalami masalah. Persyaratan secara umum adalah : 1)
Luas radio room minimal 11.15 m².
2)
Ditempatkan pada navigation deck tepat dibelakang wheel house.
3)
Harus terlindung dari gangguan air dan suara serta harus terpisah dengan kegiatan lain.
2.19 Stearing Gear Room Merupakan tempat peralatan kemudi Kapal yang menghubungkan antara daun kemudi dengan ruang navigasi (wheel house). Letaknya berada pada main deck dan luas ruang steering gear harus secukupnya.
3. Perlengkapan Tambahan Suatu kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan tambat yang berguna saat kapal bersandar di dermaga atau pelabuhan. Perlengkapan tambat ini terdiri dari permesinan tambat dan piranti tambat. a. Mooring Machinery (Permesinan Tambat) Permesinan tambat dipasang pada geladak kimbul yang disebut capstan. Capstan adalah mesin yang digunakan untuk memutar penggulung tali (howser). Capstan ini ada 2 macam yaitu capstan dengan howser vertical dengan motor penggerak di atas geladak dan capstan dengan howser vertical dengan motor penggerak dibawah geladak. Penggulung tali pada geladak akil sudah menempel pada mesin jangkar sumber tenaga penggerak. Capstan adalah tangan (biasanya untuk capstan berkapasitas kecil), listrik hidrolik (biasanya untuk kapasitas besar). Kecepatan putar untuk penggulung tali berkisar antara 0.25m/s sampai 0.30 m/s. Untuk memperoleh gambaran capstan dengan howser vertikal dan motor penggerak diatas geladak serta motor penggerak dibawah geladak.
b. Bollard Fungsi bollard adalah sebagai pengikat tali tambat. Bollard diletakkan pada main deck dan jumlahnya tergantung pada kebutuhan. Direncanakan jumlah bollard sebanyak 10 buah dan peletakannya berada pada sisi tepi deck. Ukurannya tergantung pada diameter tali tambat dan terdiri dari 2 macam, yaitu tonggak tegak dan tonggak huruf.
c. Fairlead Fungsinya adalah untuk mengurangi adaya gesekan antara tali dengan lambung kapal.
d. Capstan
Fungsinya untuk menggulung tali tambat, yang peletakannya diletakkan dibagian belakang poop deck. Bisa untuk menggulung tali tambat dari semua arah. Gaya pada capstan : Twb = Rbr / G Dimana : Rbr
= Tegangan putus tali (270 kN)
Fairlead
= 4 buah
e. Tangga Accommodation ladder (tangga akomodasi) Tangga akomodasi adalah tangga yang dapat diangkat dan diturunkan. Tangga ini dipasang pada kedua belah sisi kapal sebagai jalan untuk mempermudah ABK bergerak dari geladak ke permukaan air, sekoci atau kade. Persyaratan : 1)
Tangga akomodasi pada saat diturunkan harus mendapai sarat muatan kosong ditambah 1 meter.
2)
Tingi dari sarat kapal kosong diberi tambahan 0.9 meter.
3)
Lebar tangga diambil 1 meter.
4)
Tangga membentuk sudut 45 dari garis horizontal.
5)
Panjang tangga 6.59 m.
f. Inboard ladder (tangga dalam) 1)
Tangga geladak (deck ladder). Umumnya dipasang pada tempat terbuka dari cuaca diatas geladak atas. Tangga ini juga dipasang pada ruang mesin kemudi, dapur dan lainlain.
2)
Tangga dalam ruang muat dan dalam tangki minyak. Contoh : Tangga miring (inclined ladder) dan tangga tegak (vertical ladder) dipakai pada ruang mesin, ruang pompa, ruang muat dan tangki minyak.
3)
Tangga tegak (spor ladder) pada tiang agung. Tangga tegak dan monyet umumnya dipakai pada bak rantai, gudang, tiang agung dan batang tiang.
g. Chock (tonggak tanduk) Fungsinya untuk mengarahkan tali tambat menuju tonggak tegak. Terdapat 2 macam chock yaitu open chock dan close chock. h. Fire lead (rol) Fungsinya mengarahkan dan memperlancar tali tambat. Macamnya tergantung pada jumlah rollernya. i.
Mooring pipe (pipa tambat) Dilaskan pada bulwark (kubu-kubu) untuk lewatnya tali tambat mooring pipe. Ada yang berbentuk elips dan lingkaran.
j.
Penyusun piranti tambat Seluruh tali tambat yang menuju penggulung tali dan tonggak harus melalui roll dan pipa tambat. Apabila taraf tali baja bengkok muka, dipakai roller yang mengarah pada gulungan tali. Keterangan : 1) Tonggak terbuka 2) Bolder 3) Roll 4) Mesin jangkar 5) Tonggak terbuka berroll 6) Tali tambat 7) Rope (tali)
Jenis tali yang digunakan pada kapal diklasifikasikan menurut bahan yang digunakan yaitu: 1) Tali kawat baja 2) Tali serat 3) Tali katun 4) Tali serat sintesis
Ada 6 persyaratan yang harus dipertimbangkan apabila memilih suatu tali baja. 1) Tali harus memiliki kekuatan untuk menerima beban maksimum dengan faktor keamanan sedikit-dikitnya 6:1 (untuk material) dan 12:1 (untuk mengangkat personil). 2) Tali harus tahan terhadap tekukan berulang-ulang tanpa kerusakan tali dan kelelahan. 3) Tali harus tahan lecet. 4) Tali harus tahan distorsi dan pukulan. 5) Tali harus tahan rotasi. 6) Tali harus tahan korosi.
Kekuatan tali baja harus cukup kuat untuk menerima beban dengan ditambah faktor keamanan yang diperlukan. Tali baja tahan terhadap abrasi adalah terutama untuk keausan atau lecet sehingga tali melalui piringan yang bekerja dibawah tekanan tinggi atau yang berkontak dengan benda tetap. Tali tahan terhadap kerusakan apabila pada tali bekerja pada suatu kekuatan dibawah tekanan berat pada alur yang tidak dilengkapi penyanggah atau pada silinder penggulung dimana banyaknya lay winding terjadi.
Tali baja tahan terhadap rotasi adalah tali mampu meneriam beban pada saat terpuntir pada beban diangkat. Tali tahan terhadap korosi apabila tali berhubungan dengan udara pada kondisi yang cukuip lama.
4. Langkah Perencanaan Ruang Akomodasi Dalam perencanaan ruang akomodasi, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan yaitu: 4.1 Mempersiapkan gambar rencana garis Gambar Rencana Garis merupakan gambar yang wajib ada pada saat perencanaan ruang akomodasi. Ruang akomodasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan jumlah ABK. Untuk ukuran setiap ruangan harus sesuai dengan standar yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya. Sedangkan untuk total ukuran ruang akomodasi tiap geladak akan diketahui setelah semua ruangan tiap geladak digambarkan. Pedoman penggambaran ruang akomodasi dimulai dari sekat kamar mesin kebelakang.
4.2 Menentukan jumlah Anak Buah Kapal (ABK) Jumlah Anak Buah Kapal (ABK) ditentukan menggunakan rumus pendekatan. Dimana item yang menjadi pertimbangan adalah radius pelayaran, karena radius pelayaran akan menentukan berapa lama waktu kapal akan berlayar. Selain dari radius pelayaran, ukuran kapal juga tentunya akan mempengaruhi karena semakin besar ukuran kapal tentunya akan membutuhkan jumlah Anak Buah Kapal (ABK) yang lebih banyak pula.
Untuk merencanakan tata letak ruang-ruangan yang dibutuhkan, pertimbangan dari segi efisiensi pekerjaan yang dilakukan oleh Anak Buah Kapal (ABK) selama berada dalam ruang akomodasi. Selain efisiensi dari aspek aktifitas ABK selama berada dikapal, aspek keselamatan juga menjadi pertimbangan
penting. Seperti peletakan alat-alat keselamatan pelayaran, ruangan tempat menyimpan alat pemadam kebakaran dan lain-lain.
Add a Comment